Tugas Game Design and Programming – Analisa Game

Game: Fatal Frame II: Crimson Butterfly

Genre: Survival Horror

Platforms: Playstation 2, Xbox

Dalam game ini, user bermain sebagai si kembar Mio Amakura dan Mayu Amakura yang terjebak dalam desa penuh hantu bernama All God’s Village. Cerita dimulai ketika Mio mengejar Mayu yang dituntun arwah dari All God’s Village  berlari menuju pedalaman hutan. Kedua saudari tersebut menemukan diri mereka tersesat tanpa jalan keluar di dalam desa tersebut.  Mau tak mau mereka harus berpetualang mencari bantuan sekaligus jalan keluar.

Pada kebanyakan level, user bermain sebagai Mio Amakura. Misi utama dari game ini adalah melarikan diri dari desa angker tersebut dengan selamat. Selama user mencoba mencari jalan keluar, user dihadang oleh banyak musuh berupa arwah-arwah penasaran. Namun dari sekian banyak hantu antagonis, ada juga beberapa dari mereka yang membantu user dalam meloloskan diri dari desa tersebut.

Tachibana.Chitose.full.222386

Hantu yang begitu seram dan imut dalam saat bersamaan

User harus menelusuri desa hanya berbekalkan sebuah senter untuk menerangi jalan dan sebuah kamera tua untuk melawan para hantu, bernama Camera Obscura. Terdapat berbagai film kamera yang menentukan kekuatan serangan dari kamera tersebut.

Tipe film yang tersedia:

  • Type-14
  • Type-60
  • Type-90
  • Type Zero

Berbagai perlengkapan seperti health potion, sacred water, moon stone, dan lainnya dapat dijumpai di tempat-tempat tertentu pada desa angker itu.

Tingkat kesulitan hantu bervariasi dan meningkat seiring berjalannya cerita. Dalam setiap level/hour, user harus menghadapi satu bos hantu yang tentunya lebih sulit untuk dikalahkan dibanding hantu biasa. Apabila user berhasil mengalahkan bos hantu tersebut, user akan mendapatkan perlengkapan baru untuk camera obscura yang meningkatkan tingkat serangan yang dihasilkan kamera tersebut.

Terdapat 3 macam ending dalam permainan ini. Saya tidak bisa menyimpulkan secara obyektif mana ending yang baik dan mana yang buruk karena semua itu tergantung pendapat user sendiri. Namun menurut saya, terdapat 2 ending baik dan 1 ending buruk. Tingkat kesulitan game juga bervariasi, mulai dari easy, normal, hard, hingga nightmare. Ending juga dapat ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan yang dimainkan user.

Kelebihan:

  • Keterbatasan senjata membuat game lebih menantang
  • Hantu-hantu yang menarik, bahkan beberapa cukup cantik (bagi saya)
  • Camera angle 3rd person yang unik, berubah setiap beberapa meter
  • Camera angle bisa diubah menjadi 1st person sehingga game menjadi lebih menakutkan
  • Karakter-karakter utama yang cantik membuat user lebih bersemangat memainkan game
  • Backsound yang menakutkan, mendukung atmosfir game yang kelam dan menakuntukan

Kekurangan:

  • Bagi user yang telah memainkan Fatal Frame I terlebih dahulu, mungkin butuh waktu untuk menyesuaikan kontrol baru yang terdapat pada Fatal Frame II

Fatal Frame II telah menjadi bagian dari hidup saya.

——————————————————————————————————————————————————

REVIEW GAME LAINNYA

Pou beserta kotoran-kotoran indah yang telah saya kumpulkan

Game: Pou

Genre: Simulation/Life Simulation

Platform: Mobile Phone (Blackberry, iOS, Android)

Di dalam game Pou ini, user memelihara seekor karakter yang menyerupai kentang bernama Pou. Pou bisa diberi makan, dilatih, dibersihkan, dan ditidurkan. Ada juga mini game dalam aplikasi ini dan user dapat memperoleh koin untuk membeli kostum, dekorasi, dan modifikasi lingkungan permainan dengan memainkan mini game tersebut atau dengan mencapai achievements. Game ini bisa dibilang mirip dengan Tamagotchi, yaitu game simulasi memelihara binatang.

Kelebihan:

  • Tersedia banyak mini game sehingga user memiliki kegiatan lain selain memelihara binatang

Kekurangan:

  • Pou tidak bisa mati sehingga game kurang realistis

Saya pribadi sangat menikmati game di mana user dapat membunuh binatang peliharaannya bila tidak dirawat dengan baik, seperti tamagotchi. Saya sangat menyayangkan kehidupan abadi dari Pou, walaupun mungkin bagi user-user lainnya, ini merupakan salah satu kelebihan game tersebut.

—————————

spider-man-web-of-shadows-boxart-big

Game: Spiderman Web of Shadows

Genre: Action-adventure, Beat em up, Platformer

Platforms:  Microsoft Windows, Nintendo DS, PlayStation 2, PlayStation 3, PlayStation Portable, Wii, Xbox 360

Dalam game ini, user bermain sebagai spiderman. User dapat bermain sebagai spiderman merah dan hitam. Dalam setiap level, user selalu dihadapkan dengan 2 keputusan: Keputusan baik (Spiderman Merah) atau buruk (Spiderman Hitam). Apabila user memilih keputusan baik hingga akhir permainan, maka user akan memperoleh ending spiderman merah, dan sebaliknya.

Inti dari game ini adalah mengalahkan musuh-musuh spiderman yang terdiri dari manusia biasa (geng, preman, tentara pemerintahan yang tidak setuju dengan spiderman, dll.), musuh-musuh bebuyutan spiderman (electro, vulture, venom, dll.), dan rakyat jelata yang terinfeksi oleh symbiotes.

Kelebihan:

  • Free-roaming style memberi user kebebasan berpetualang
  • Kontrol yang mudah dan sederhana
  • Grafik yang bagus
  • Adanya decision making/pengambilan keputusan antara Spiderman Merah atau Hitam

Kekurangan:

  • Kamera angle terkadang berubah terlalu cepat, terutama saat kombat di permukaan tembok bangunan

Dari seluruh game spiderman yang telah saya mainkan, mulai dari PS1 hingga XBOX 360, Spiderman Web of Shadows merupakan yang terbaik.

————————–

www.binus.ac.id

About Pangsit

I am Pangsit Kuah. I was born inside an expensive bowl made in China.
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *